Tugas 7
Perkembangan
E-retail di Indonesia
Bisnis Retail
secara umum adalah kegiatan usaha menjual aneka barang atau jasa untuk konsumsi
langsung atau tidak langsung. Dalam matarantai perdagangan bisnis retail
merupakan bagian terakhir dari proses distribusi suatu barang atau jasa dan
bersentuhan langsung dengan konsumen. Secara umum peritel tidak membuat barang
dan tidak menjual ke pengecer lain.
Akan tetapi
dalam praktik bisnis retail modern saat ini tidak tertutup kemungkinan, banyak
pengecer kecil membeli barang di gerai peritel besar, mengingat perbedaan harga
yang muncul pada waktu-waktu promosi tertentu yang dilakukan oleh peritel
besar.Bisnis Retail di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu, ritel modern dan retail tradisional. Retail modern sebenarnya merupakan
pengembangan dari retail tradisional, yang pada praktiknya mengaplikasikan
konsep yang modern, pemanfaatan teknologi, dan mengakomodasi perkembangan gaya
hidup di masyarakat (konsumen).
Awal tahun 1990-an merupakan titik awal perkembangan bisnis retail di
indonesia. Ditandai dengan mulai beroperasinya salah satu perusahaan
retail besar dari Jepang yaitu “SOGO”. Selanjutnya dengan dikeluarkannya
Keputusan Presiden No. 99/1998, yang menghapuskan larangan investor
dari luar untuk masuk ke dalam bisnis retail di indonesia,
perkembangannya menjadi semakin pesat.
Saat ini,
muncul begitu banyak format modern retail/market diantaranya adalah sbb:
- Supermarket
- Minimarket
- Hypermarket
- Specialty store/convinience store
- Department Store
Modern
market digambarkan secara sederhana sebagai suatu tempat menjual barang-barang
makanan atau non makanan, barang jadi atau bahan olahan, kebutuhan harian atau
lainnya yang menggunakan format self service dan menjalankan sistem swalayan
yaitu konsumen membayar di kasir yang telah disediakan. Sehingga saat ini banyak
orang cukup familiar dengan istilah “Pasar Swalayan”
Dalam 6 tahun terakhir, perkembangan
ketiga format modern market di atas sangatlah tinggi. konsepnya yang modern,
adanya sentuhan teknologi dan mampu memenuhi perkembangan gaya hidup konsumen
telah memberikan nilai lebih dibandingkan dengan market tradisional.
Selain itu atmosfer belanja yang
lebih bersih dan nyaman, semakin menarik konsumen dan dapat menciptakan budaya
baru dalam berbelanja.
Menurut data yang dikeluarkan oleh
Media Data-APRINDO dalam rentang waktu 2004 s.d 2008 format minimarket memiliki
rata-rata pertumbuhan turnover paling tinggi yaitu sebesar 38% per tahun,
disusul kemudian oleh Hypermarket sebesar 21,5% dan supermarket yang hanya 6%
per tahun. Tingginya pertumbuhan di format minimarket, ditandai dengan semakin
ketatnya persaingan dalam ekspansi atau penambahan jumlah gerai dari dua pemain
besar di dalamnya yaitu Indomart dan Alfamart.
Sedangkan dalam nilai turnover yang
dapat dihasilkan, format hypermarket merupakan yang terbesar, seperti yang
dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar: 41%. Sementara itu minimarket dengan
32%, dan terakhir supermarket dengan 26%. Dominasi market share oleh
Hypermarket ini dimulai dari tahun 2005, yang mana sebelumnya dikuasai oleh
Supermarket. Penurunan di Supermarket dinilai sebagai akibat dari semakin
banyaknya penambahan gerai minimarket yang dapat memotong akses konsumen ke
supermarket. Ditambah pula oleh semakin agresifnya Hypermarket dalam berbagai
promosi yang kuat dan menarik. Serta kelengkapan produknya telah memberikan
tempat tersendiri dimata konsumen.
I Putu Aries Satya Graha
15110111043
Manajemen Perhotelan
Universitas Dhyana Pura Bali
www.undhirabali.ac.id
I Putu Aries Satya Graha
15110111043
Manajemen Perhotelan
Universitas Dhyana Pura Bali
www.undhirabali.ac.id
Komentar
Posting Komentar